Senin, 07 Juni 2010

PASKHAS

Korps pasukan khas

Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara
Paskhas.jpg
Markas Mako Korpaskhasau, Margahayu, Bandung
Kekuatan 5.732 orang
Persenjataan QW-3, DSHK 12,7 mm, SS-1/SS-2, MP5, M16 A3 Commando, SAR-21,Sniper SIG SHR 970 Tactical Rifle,Sniper SIG Sauer SSG 3000, Countersniper FN Hecate II, Pistol Glock 17C dan 19C
Spesialis Operasi pembentukan dan pengoperasian pangkalan udara depan
Dibentuk 17 Oktober 1947

Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Dalam operasinya, tugas dan tanggungjawab Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat kawan. Kemampuan ini disebut dengan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD).

Baret Jingga

Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi Para Komando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara professional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya. Warna jingga sebagai warna baret Paskhas, terinspirasi dari semburat cahaya jingga yang mengiringi terbitnya fajar di daerah Margahayu, Bandung; yaitu tempat pasukan komando ini dilatih

Motto Paskhas ialah "Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana", yang artinya bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.

Ungkapan ini diberikan langsung oleh Presiden RI pertama Ir. Sukarno pada malam ”tirakatan” hari Bhakti AURI di Istana Negara tanggal 30 Juli 1964. Untuk memotivasi personil AURI, Sukarno mensitir kalimat termasyhur dari Sangkahya-yoga kitab Bhagavad Gita sloka 2.47 yang berbunyi: ”Karmanye Vadikarate Mafalesu Kadatjana.” Digambarkan bahwa kewajiban seorang ksatria begitu tinggi dan mendalam, sehingga menjadi satu kewajiban kepada Tuhan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar